Bapak, Anak, dan Burung Gagak
0
komentar
Pada suatu sore seorang ayah bersama anaknya yang
baru saja menamatkan pendidikan tinggi duduk
berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan
suasana di sekitar mereka.
Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pohon. Si
ayah lalu menunjuk ke arah gagak sambil bertanya,
“Nak, apakah benda tersebut?”
“Burung gagak”, jawab si anak.
Si ayah mengangguk-angguk, namun beberapa saat kemudian
mengulangi lagi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka
ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab
dengan sedikit keras,
“Itu burung gagak ayah!”
Tetapi sejenak kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang
sama. Si anak merasa agak marah dengan pertanyaan yang sama
dan diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih keras,
“BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama
kemudian sekali lagi mengajukan pertanyaan yang sama
sehingga membuatkan si anak kehilangan kesabaran dan
menjawab dengan nada yang ogah-ogahan menjawab
pertanyaan si ayah,
“Gagak ayah.......”.
Tetapi kembali mengejutkan si anak, beberapa saat kemudian
si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanyakan
pertanyaan yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar
kehilangan kesabaran dan menjadi marah.
“Ayah!!! saya tidak mengerti ayah mengerti atau tidak. Tapi sudah
lima kali ayah menanyakan pertanyaan tersebut dan sayapun
sudah memberikan jawabannya. Apakah yang ayah ingin saya
katakan???? Itu burung gagak, burung gagak ayah.....”, kata si anak
dengan nada yang begitu marah.
Si ayah kemudian bangkit menuju ke dalam rumah
meninggalkan si anak yang terheran-heran. Sebentar kemudian
si ayah keluar lagi dengan membawa sesuatu di tangannya. Dia
mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih marah dan
bertanya-tanya. Ternyata benda tersebut sebuah diari lama.
“Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam buku diary
itu”, pinta si ayah.
Si anak taat dan membaca bagian yang berikut..........
“Hari ini aku di halaman bersama anakku yang genap berumur
lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon. Anakku
terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya,
“Ayah, apakah itu?”.
Dan aku menjawab, “Burung gagak”.
Walau bagaimana pun, anak ku terus bertanya pertanyaan yang
sama dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama.
Sampai 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta
dan sayang aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan
ingin tahunya. Aku berharap bahwa hal tersebut menjadi suatu
pendidikan yang berharga.”
Setelah selesai membaca bagian tersebut si anak mengangkat
muka memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu. Si ayah
dengan perlahan bersuara,
“ Hari ini ayah baru menanyakan kepadamu pertanyaan yang
sama sebanyak lima kali, dan kau telah kehilangan kesabaran
dan marah.”
……………………
HIKMAH : JAGALAH HATI KEDUA IBU DAN BAPA, HORMATILAH
MEREKA. SAYANGILAH MEREKA SEBAGAI MANA MEREKA
MENYAYANGIMU DIWAKTU KECIL
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Bapak, Anak, dan Burung Gagak
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://aljihad99.blogspot.com/2011/05/bapak-anak-dan-burung-gagak.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan tinggalkan komentar anda